BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori
1.      Pengertian Manajemen Operasi
Kegiatan produksi atau operasi merupakan kegiatan yang mentransformasikan  segala sumber daya (input) yang dimiliki oleh suatu perusahaan, untuk menjadi keluaran (output) yang memiliki nilai tambah. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi merupakan salah satu fungsi yang utama bagi perusahaan.
Managemen operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan juga efisien, untuk dapat menciptakan serta menambah salah satu kegunaan (utility) sesuatu berupa barang ataupun jasa. Dengan pengrtian ini, maka dalam istilah managemen tercakup semua kegiatan atau aktivitas yang mnghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan barang atau jasa itu.
Efisiensi  penting bagi suatu organisasi dan masyarakat luas, karena efisiensi didalam suatu bidang atau area yang lebih luas, membutuhkan usaha-usaha yang lebih intensif. Setiap perusahaan berusaha untuk mengurangi jumlah prsediaannya, sambil memelihara dan menjaga pelanggan-pelanggannya, dan lebih banyak dana yang diinvestasikan dalam usaha pengmbangan produk baru. Penggunaan sumber-sumber daya (resources) secara efisien merupakan cara yang menonjol dari manager produksi dan operasi untuk dapat mengontribusikan bagi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Kegiatan operasi atau produksi merupakan kegiatan kompleks, yang tidak saja mencakup pelaksanaan serta fungsi dari manajemen dalam mengkoordinasikan berbagai macam kegiatan atau bagian untuk mencapai suatu tujuan operasi. Akan tetapi juga dapat mencakup seluruh kegiatan teknis untuk dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang diinginkan, dengan proses produksi yang efektif dan efisien, serta dengan mengantisipasi perkembangan teknologi dan kebutuhan konsumen di masa yang datang.
Ruang lingkup manajemen produksi dan juga operasi bisa mencakup perencanaan ataupun penyiapan pada sistem produksi dan juga operasi, pengendalian dari suatu sistem produksi dan juga operasi, dan sistem informasi produksi dan operasi.   Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan dalam mengkoordinasikan kegiatan langsung ataupun tidak langsung dalam berproduksi perusahaan, sehingga perusahaan tersebut benar-benar dapat menghasilkan suatu barang-barang atau jasa secara efektif dan efisien, serta memenuhi sasaran-sasaran lainnya yang menjadi tujuan yang diingikan oleh perusahaan.

2.      Persediaan (inventory)
Persediaan merupakan sejumlah barang yang ada di gudang yang akan dipergunakan untuk memenuhi suatu tujuan tertentu di dalam perusahaan. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Suatu perusahaan hampir bisa dikatakan tidak ada yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun sebenarnya persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, tetapi dapat berpengaruh terhadap kelangsungan aktifitas perusahaan, sehingga harus dapat mengendalikannya agar tepat sasaran. Oleh karena itu persediaan barang yang diadakan oleh perusahaan sebaiknya tidak terlalu besar maupun terlalu kecil, agar perusahaan dapat terus memenuhi setiap permintaan dan dapat menantisipasi apabila terjadi tingkat permintaan yang meningkat.
a.      Pengertian persediaan
Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat penting, dikarenakan biasanya akan mempunyai nilai yang terbilang cukup besar dan juga mempunyai pengaruh pada besar kecilnya biaya operasi. Kegiata perencanaan dan juga pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting, untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan beberapa besar pesanan harus diadakan.
Pada dasarnya persediaan tersebut akan dapat mempermudah jalannya suatu operasi pada perusahaan yang mesti dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang dan menyampaikannya kepada kosumen. Hal ini berarti, dengan adanya persediaan memungkinkan terlaksananya kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Persediaan dapat diminimalkan dengan mengadakan perencanaan dan pengendalian persediaan yang lebih baik. Perencanaan dan pengendaliaan persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapatkan perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Adapun definisi persediaan menurut John E. Biegel  (2009:112), mengatakan, “Bahan yang disimpan dalam gudang untuk kemudian digunakan atau dijual. Persedian dapat berupa bahan baku untuk memenuhi keperluan proses, barang-barang yang masih dalam proses pengolahan dan juga barang jadi yang akan disimpan untuk penjualan. Persediaan merupakan sesuatu hal yang pokok untuk fungsi yang tepat yang berasal dari suatu usaha pengolahan atau pembuatan”.
Dan pengertian persediaan menurut Sofjan Assauri (2008:237), “Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts atau alat yang disediakan dan juga bahan-bahan dalam proses yang ada dalam perusahaan dalam proses produksi, dan barang-barang jadi ataupun produk yang telah disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu”.
Definisi-definisi yang diungkapkan tersebut dapat ditunjukan bahwa persediaan merupakan:
1)      Sejumlah barang yang disimpan untuk dijual kembali atau yang akan dipergunakan dalam proses produksi suatu perusahaan agar berjalan sesuai rencana, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen.
2)      Dan pengendalian persediaan diperlukan untuk dapat membantu menentukan dan menjamin ketersedianya persediaan dalam kuantitas dan waktu yang tepat.

b.      Pengendalian persediaan
Sofjan Assauri (2008:248), mengatakan : “Pengendalian persediaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan  tingkat dan juga komposisi yang berasal dari persediaan parts, barang hasil ataupun produk, dan bahan baku, sehingga perusahaan dapat melindungi proses kelancaran produksi dan juga penjualan serta kebutuhan-kebutuhan untuk  pembelanjaan perusahaan secara efektif dan juga efisien”.
                 Dalam proses pelaksanaan untuk pengendalian persediaan yang paling tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan yang terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar, untuk  meningkatkan biaya dalam penyimpanan dan juga resiko kerusakan pada barang yang mempunyai nilai lebih besar. Tetapi, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock-out), karena seringkali sejumlah barang tidak dapat didatangkan secara mendadak.
c.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan, terjadi oleh adanya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Pengaruh eksternal
·         Supplier (pemasok).
·         Proses pengiriman barang (lead time).
·         Cuaca.
·         Kondisi atau kapasitas di dalam gudang.
2)      Pengaruh internal

Faktor pengaruh internal yang bisa mempengaruhi antara lain adanya kerusakan pada pengepakan suatu barang, timbulnya persediaan yang cacat karena akibat kelalaian sumber daya manusianya dan lain-lain.